Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Wednesday, June 29, 2011

dairy rawat inap 3



  “Tidak!” jawabku ketus. Ini bukan di buat-buat. Tapi sungguh. Aku membencinya!
  “Mengapa kau menatapku seperti itu?”
  Aku bisa melihat matanya yang mengelang. Aku bungkam di buatnya. Bagai narapidana yang kehabisan kata-kata untuk membela dirinya saat duduk di meja hijau. Aku tau nada pertanyaannya tidak lagi bersahabat.
  “Aku tidak suka kau ada disini” hentakku geram. Ia malah mendekatiku lagi. Merapatkan giginya sehingga terbentuk rahang yang kokoh. Ia seperti Daddy yang lagi ngadain inspeksi besar-besaran kepada anak buahnya. Satelah itu aku malah gelagepan di buatnya. Ada sesuatu yang mengganjal di tenggorokannku.
CKLEK! Suara pintu terbuka. Ku temukan seorang lelaki yang ku bilang... ganteng tengah berdiri di ambang pintu.
  “DAVIII!” pekik ku bahagia.                   
  Mas Ari  lekas menengok ke arahnya. Aku bisa menebak tengokan di wajahnya terselimuti oleh senyum. Sehingga Davi membalas senyuman yang tak tampak olehku itu. orang itu kembali duduk di sofa dengan santainya. Seolah tidak ada apapun yang terjadi. Sebaliknya Davi menyerengitkan alisnya ketika menatapku. Ia bisa membaca raut wajahku . yang seperti baru meet sama malaikat izrail.
  “Apa yang terjadi sama lo?” Tanya davi mengintrogasiku.
Aku menggelang dan berusaha sebisa mungkin untuk menetralisir rasa cemasku.
  “Kesini kok gak bilang-bilang?” tanyaku sengaja mengkondisikan untuk pelencengan dari topic pembicaraan.
  “Gue udah sms lo kok” katanya dengan nada makin curiga. Aku lekas mencari-cari handphone ku . melihat inboxku yang terisi dengan I iten oleh davi. Aku tidak bisa berkata apapun. Kecuali    “Gue lupa” ku rasa itu alasan yang tepat untuk “Ngeles” saat ini. Tapi untungnya aku tidak seperti supir bajaj yang doyan ngeles.
  “Yakin lo gapapa?”
Aku mengangguk.
  “Lo udah makan?” Tanya Davi seraya mengeluarkan kotak sterofom.
  “Udah” jawabku.
  “Yah padahal gue udah bawain lo bubur.” Keluhnya patah semangat.
  “Wah makasih ya, nanti gue makan kok” kataku mencoba menghibur davi. Padahal aku gak suka bubur..
  Davi kembali tersenyum. Aku senang sekali davi ada disini. Yatuhan. Berikan davi untukku.  Ia menemaniku sampai aku terlelap dalam tidurku. Barulah ia panit pulang dapa mas ari yang masih berada di posisi sebelumnya. Seperti ada sekat di antara mereka..
  Mereka bersalaman layaknya cowok. Dan kemudian davi menghilang di balik pintu.
Kini mas ari yang mendekatiku. Walaupun aku sudah terlarut dalam mimpiku. Ia membenahi selimutku. Juga posisi bantalku. Hingga paginya aku tersadar  dan yakin yang melakukan semua ini adalah davi. Aku tersenyum di dalam hati.

   Senin, 22 november. Jadi begitu?
  Aku tau semuanya. Aku tau! Mommy emang jahat. Aku gak suka di giniin. Dati pagi sewaktu mommy mengunjungiku. Secara tidak sengaja aku mendengar perakapan mommy dengan teleponnya.
  “Iya, jeng. Ari baik-baik aja disini. Wah pokoknya Ari jagain Nana terus deh. Ya semoga seperti apa yang di liat ya jeng..”
  Berarti Mommy?  Belum selesai konflik ku pada Mommy kemarin sekarang aku harus marah lagi pada beliau. Oh Tuhan.. maafkan hambamu yang penuh dosa ini. Tapi tanpa menghiraukan dosa, aku bersikap selayaknya cewek normal jaman sekarang!. Aku gamau nasibnya kayak siti nurbaya. Atau nh.dini dalam bukunya pada sebuah kapal.
  Aku mau yang normal normal aja. Gak perlu yang sesar deh! (kayak orang ngelahirin) kalo minum masih pake batuk kelapa sih boleh di jodohin. Ini jaman hp layar sentuh masih pake adat begituan. Lagi juga kalo Jeremy tau aku di giniin. Pasti dia ketawa deh. Terus aku di bilang “Bego!”.
  Aku tuh mau nya kayak, ceritanya fhairis itu lho yang dapetin Davi (namanya sama) cerita yang di karang sama Kak Esti. Kalo enggak kayak Fraya, putus dari Albert dapet Edgar cerita yang di tulis Kak Stephanie Zen. Aku mau yang kayak gitu.
  Alhasil aku gak mau ngomong sama Mommy. Bodo lah. Mommy mau ngomong apa. Aku gak peduli. Mommy aja gak perduli denganku. Mommy jahat!
To : Keysha
Keyshaaa.. gw sdh bgt ni

Gak lama keysha membalasnya.

From : keysha
Sdh knp lu cing?

To : keysha
Nasib gw ky siti nurbaya di jaman kompeni!

Drrtt..drrtt…drrtt..

From: keysha
Enak tau klo ky si siti mah. G repot2 nyri jodoh

  Ternyata aku curhat sama orang yang salah. Keysha gak bikin penyelesaian.
  “Obat mu sudah di minum sayang?” tanya Mommy mendekatiku seltelah memutuskan teleponnya.
Aku tidak menjawab. Malah aku memalingkan wajahku dari mommy.
  “Lho kok ditanya malah begitu si?” tanya Mommy yang ternyata belom nyadar juga.
Aku biarkan mommy tertingdak semaunya. Sampai akhirnya mommy menginggalkanku untuk pergi ke kantor.
...
  “Dediiiiiii” teriakku pada Daddy yang muncul di ambang pintu.
Daddy segera menghampiriku dan memeluk putri kesayangannya ini. “bagai mana keadaanmu sayang?” tanya Daddy dengan senyum bersahabatnya.
  “I’m so fine dad... i’ll back to home
 “Nanti daddy akan bicarakan pada dokter” katanya dengan sangat bijak.
 “Really? Aku ingin cepat pulang dad”
 “Iya sayang daddy mengerti”
Daddy is my hero hehe. “ini Daddy bawakan makanan kesukaanmu. I’m sure your like”
Aaaa kue sussss..... yummy. Daddy emang ngerti banget apa yang aku mau. Ada yang mau? Hummm fla nya lumerr.. hehehe
  “Tengkyuuu daddy” seru ku.
Daddy rupanya baru datang dari tugas di poso. Namanya juga plokis. Pastinya tugas mulu. Aku dan Mommy sudah biasa di tinggal-tinggal seperti  ini. Ia tidak pulang ke rumah. Melainkan landing di bandara langsung ke rumah sakit ini untuk menemuiku pastinya.
 “ Siapa yang menjagamu disini?” tanya Daddy seraya menyalakan televisi di dalam kamar inapku.
 “Katanya si anaknya temen ,Mommy” jawabku sedikit ketus karena tidak suka membahas hal yang satu ini.
 “oh iya Daddy, tau. Yang namanya Ari ya?” mendengar namanya disebut seperti aku sedang di peluk gondoruwo. Ih!
 “he’eh”
 “sekarang arinya kemana?” Tanya daddy
 “gatau” jawabku sambil celingak-celinguk memastikan ari tidak berada di ruangan ini.
Gak ada topic lain apa? Zzzz…
Dan seperti setan tak di undang orangnya beneran dateng. Ia menghampiri daddy dan menyapanya.
 “Selamat siang om” dengan wajah termanisnya yang aku yakin pasti di buat-buat. Besok akan ku berikan gula biar tambah manis! Tapi gula biang!.
 “Heyy.. mas ari ya?” kata daddy memastikan.

“iya om.”jawabnya seraya meraih uluran tangan daddy sebagai jabat tangan.
  Hah malas melihat orang itu. Andaikan aku baik-baik saja. Pasti aku udah hangeout sama keysha dan davi di seven eleven. Toko kelontong yang pertama di dirikan di amerika oleh seven dan holdings co. kalo engga mampir di tea house daerah mampang pulang les musik.  Aku seperti tidak bergairah hidup. Sepanjang hari aku hanya berbaring. Berbaring dan berbaring. Tidak ada hal lain yang ku lakukan.
Selasa, 23 november.

Keysha bilang dalam pesan singkat yang di kirimkan padaku. Hari ini ada 400 peserta yang mengikuti Victory 2nd Piano Competition 2011 di balai sartini. Dan keysha menjadi salah satu finalisnya. Aku iri dengan keysha. Aku mau banget ikutan ajang itu. Tapi sayang tuhan gak mengizinkan ku untuk memperlihatkan ke mahiranku dalam menekan tuts-tuts pada chords piano. Dan Aku menyukai kunci kunci gitar yang telah di berikan olah kak Sandra. A.B.E.!@!#@%#

To : keysha

Wah selamat yaa. Semoga berhasil. Gue Cuma bisa bantu doa dri sni.

 Aku memang suka  bermain music sejak umurku 5 tahun. Dan waktu itu daddy langsung membelikanku  piano. Dan aku mulai suka menekan-nekan tutsnya. Dari c-d-e-f-g-a-b-c.

  Aku juga pernah mengikuti ajang pencet tuts. pada 9 April 2000 di Somerset Hotel - Surabaya, Kompetisi yang dimulai sejak 8:00am - 11:00pm diikuti oleh sekitar 400 peserta dari Surabaya, Jakarta, Bekasi, Tanggerang, Samarinda, Blora, Probolinggo, Mojokerto, Yogyakarta, Malang dan Sidoarjo.

   Penampilan penampilanku ini dinilai oleh dewan juri yang berpengalaman antara lain Bpk. Yusak Nugraha, beliau adalah guru musik lulusan Victor Academy Japan; Bpk. Alfred R. Situmorang, beliau adalah staf pengajar Conservatory of Music, Universitas Pelita Harapan Jakarta; dan Ibu Yuyun Yuniastuti, CT ABRSM. Alhasil aku masuk nominasi 5 besar. Sayangnya yang di ambil untuk di kirim ke jepang hanya nominasi 3 besar. Mulai dari situ aku akan memperdalam bakat ku ini. Semoga bias menjadi pianis sungguhan.

Ahh senangnya jadi keysha. Bias ikut lomba mem-waw-kan seperti itu.

Tiada hari tanpa konflik dengannya! Ia memaksaku makan. Dengan lauk yang benar- banar menjijikan. Beberapa halaman kebelakang aku sudah menceritakan kalau aku ini gak suka banget sama bubur!. Sekali lagi B-U-B-U-R. nah jelas kan sekarang. Ini jenis makanan yang aku tidak suka. Bahkan ogah untuk meliriknya. Cair, lembek, blenyet, dan semacamnya lah. Aku ini bukan orang sakit ataupun balita. Jadi plis deh jangan paksa aku untuk makan itu. Tapi.. orang gila yang satu ini gak ngerti. Dia tetap saja memaksaku.

“kalo kamu gamau makan nanti akan ku adukan pada ibumu!”  ancamnya.

“beraninya ngadu! Curang!”

“makanya. Buburnya di abisin!”

“gamau!”

“oke aku akan telepon ibumu sekarang!”

“jangan melakukan sesuatu yang konyol!”

“siapa yang ingin melakukan kekonyolan? Aku hanya ingin menelpon ibumu. Agar dia tau kalau kau melawanku”

Aku menghela napas.

“jangan paksa aku untuk melakukan hal yang tidak aku sukai!”

“tapi kau harus makan!”

“aku tidak suka bubur!” kataku seraya menepis mangkuk yang berisi bubur itu.  Alhasil buburnya belecetan kemana-mana. Aku membuatnya marah. Ia nelototiku dengan wajah sangar. Mirip Pak Raden yang mangganya di colongin sama usro.

Mati aku. Kalau orang itu benar-benarmarah padaku. Aku tidak bias berbuat apa-apa.

“mau mu apa sih?” Tanya nya mendongakan dagu yang kokoh itu.

Krek.. krekk. Ia mengadukan antara sederet gigi atas dan gigi bawahnya. Sepertinya ia geram malihatku.


Dia pikir aku takut?  Salah besar! Siapa dia disini? Sepupu bukan sodara bukan! Mending kalo bi inah yang setatusnya jelas pembantu di rumahku. Aku mendapat bonus pelototan dari dua buah bola matanya yang hamper copot. Kenapa gak sekalian copot aja si! Aku piker mommy salah milih orang untuk menjagaku. Yang ada bukannya aku sembuh malah aku akan mati pelan-pelan! Oleh monster jahat itu! Kalo lagi situasi seperti ini keadaan tidak aman. Siapa yang ingin menolongku? Kalo davi kan kemarin hanya suatu kebetulan saja. Daddy gak mungkin balik lagi. Dia masih ada urusan di kantor mommy apalagi jangan di Tanya deh!. Terus kalo misalnya dia akan membunuhnu gimana? God.. help me please ini lebih dari sekedar serangan rudal! Tapi seperti serbuan gajah Africa!
Mataku tak kalah melotot. Aku menetralkan expressi dari adegan pebunuhan di film horror yang biasa tayang tengah malam.
“aku gak suka sama cara mas ari!”
Mas ari masih diam tanpa raut wajah yang berubah sedikitpun.
“mas ari pikir dengan adanya Mas Ari di sini dan jagain aku kayak gini aku suka? Dan setuju dengan perjodohan itu? Heh.. mas ari salah! Aku gak suka sama perjodohan ala siti nurbaya itu!”
Kini mas ari tersenyum sinis menatapku. Dengan bola mata yang setengah membelak. Lalu ia tertawa menyeringis.
“emang kamu aja? Siapa bilang aku setuju? Tololnya aku kalau aku menyetujui hal konyol itu!”
“lalu kenapa kamu masih ada disini? Kenapa gak pergi aja?!” dengan nada yang sedikit tinggi. Tanpa ku sadari. Aku meyuruhnya pergi. Dan ia menghilang secepat kilat dari tempat ini. Dan biarkal aku tenang…  
Rabu 23 november.
Udah satu minggu aku bertapa disini. Maksudnya berdiam.emang kerjaannya diem aja.gak gegulingan. Sampe kapansih aku harus diem begini? Mending kalo nunggu mukzizat dari langit. Bang mikail ngejatohin segepok duit mah. Loading……. Lama-lama aku bias jadi si lola yang loading nya naujubile lebot buanget!.
“nanaaaaaaaa” teriak suara yang gak asing ku dengar.
“keysha!” hentakku sedikit kaget serta senang.  Keysha setengah belari memelukku.
“na.. gue menang!” histerisnya be happy banget.
Mataku kontan melotot dan gak percaya. “wah seneng banget lo.. dapet apa aja? Tropi? Berapa? Apa sertifikat? Duit? Bisa belo mobil lo!” kataku dengan cerewet sambil membayangkan kalo keysha membeli sebuah nissan skyline dan membawanya ke sekolah. Otomatis aku numpang dong.. dan membuat mata selurus siswa di sekolah kontan melotot serta mulut ternganga lebar. Eh ilernya jatoh ces. Ces.. ihh apaan si kok ceritanya jadi jorok gini?. Tapi aku tau keysha orangnya gak gadget kok. Berarti kuno dong? Enggak juga lah!.
“gue dapet sertifikat cing!, dan gue masuk filnalis tiga besar. Minggu depen gue take off ke Beijing buat jadi finalis macanegara.”
Ngeri, waw. Wahhh. Hebuat. Dan tepuk tangan. Cuma begitu doing experssiku saat mendengan rentetan cerita dari narasumber kita yaitu : keysha.
“gue dukung cong!” kataku bersamangat “hari apa lo take off?”lanjutku.
“minggu. Hehhe. Lo si gak sembuh-sembuh”
Andaikan aku gak sakit pasti aku juga akan seperti keysha. Aku ingin mengikuti kompetisi itu. Kali ini aku benar-benar menyesal. Ini kesalahanku! Ini karena motor itu! Senangnya jadi keysha.
“bukannya sembuh malah tambah parah gue disini”
“eh kok gitu?”
“iya lo udah tau kan, kalo gue mau di jadiin siti nurbaya?”
“ohh masalah siti nurbaya itu?” keysha ngangguk-ngangguk. “tapi gue belom pernah ngeliat orangnya si, cakep gak cing? Kalo cakep mah lo jadiin pacar aja?”
“bukan masalah cakepnya. Tapi gue ini kan idup di jaman modern” kataku
“terus dia gimana?”
“mana gue tau”
“gue mau liat dia dong?” kata keysha sambil celingukan.
“gue abis berantem sama dia”
“kok bisa?”
“bisa lah. Dia nyuruh gue makan bubur. Lo tau kan gue jijik banget sama yang namanya bubur?” kataku menyeringis.
Keysha manggut-manggut..

Orang itu beneran pergi..kemana ya? Apa sikap ku terlalu kasar? Tapi memang dia yang duluan si! Ah persetan dengannya aku gamau memikirkannya. Nanti juga dia balik lagi.atau paling dia bakal ngadu ke mommy.


No comments:

Post a Comment