Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Thursday, October 13, 2016

Dear Yoo Ra




Ketika aku memejamkan mataku, yang terbesit di dalam otak adalah namamu, entah mengapa semua hal yang kupikirkan selalu berkaitan denganmu,

apakah itu cara Tuhan untuk melibatkan kita?

Yoo Ra, pernah tidak kamu beranggapan bahwa aku penting? 

Atau setidaknya kamu menganggapku penting walaupun itu hanya sedikit dari pemikiranmu,

Yoo Ra, jika ini adalah surat terakhirku, maka ingatlah aku sesekali dalam kenanganmu, meski aku tau itu rasanya sulit bagimu.

Tidak ada apapun yang pernah kuharap darimu, Ra, ini begitu cukup memedihkan dibandingkan kita yang harus selalu bersama dan kamu sering kali meninggalkanku tanpa kejelasan.

Kita bahkan sudah saling mengenal, dan untuk memahamimu perlu waktu yang begitu lama, banyak hal yang sudah habis kuceritakan, hingga tak ingin menggambarkan sosokmu lagi di sini. 

Aku adalah seorang pemuja kerupawananmu, dari sini. Dan selalu berhasil mengumpatinya. Aku, wanita yang berkali-kali menggumam karena mengagumimu.

jika ini adalah perjalanan panjang yang begitu memilukan, aku mungkin tidak akan pulang dan mencari bahu lain yang lebih nyaman. atau tidak senyaaman bahumu,

Aku akan pergi setelah ini.

Aleina.