Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Tuesday, February 19, 2013

apa perlu kamu tau?

www.google.com



Apa perlu kamu tau? 

Tentang air mata yang hadir di pipi?

Apa perlu aku jelaskan?

Kalau aku masih menunggumu dengan perasaan gundahku.

Dengar aku,

implus otak ini sudah tidak lagi menerima penjelasan-penjelasan mengapa kamu datang dan pergi seenak hati.

Mengapa kamu masih saja menyakiti, dengan tidak ada lagi disisi.


Atau dengan janji-janji yang membuatku masih saja percaya kalau itu bukan dustamu.

Atau memang kamu belum cukup mengerti?

Kalau aku menyerah, 

menyerah untuk mencintaimu walau ingatanku memaksa labirin-labirin kesetiaan untuk selalu menunggu.

Aku ingin menyudahi semua ini, 

pergi ke tempat yang paling jauh darimu. 

Tapi sekali lagi, 

kemanapun aku pergi, 

aku akan berlabuh lagi di kamu.

dunia trisa by Eva Sri Rahayu


Sebuah novel imut yang aku terima dari penulisnya langsung. Aku berterimakasih sekali sama kak Eva yang berbaik hati memberikan novelnya padaku.
Bintang pertama aku berikan untuk desain covernya yang menarik, aku suka banget covernya rame, menggambarkan suasana penuh bintang, dengan trisa yang menikmati hidupnya.
Bintang ke dua, aku suka banget sama pribadi Trisa.
Rasanya setelah aku membaca buku ini, Nama Trisa Kania tidak lagi terdengar tabu untukku. Namanya hangat, menarik, simple, dan mudah di ingat.  Sosok yang tangguh, sok tau, Pede, to the point, gak munafik (Nah yang ini aku suka banget) biasanya banyak cewek di novel2 aku baca, saat si tokoh utamanya bilang gak suka, bilang benci tapi dia mau berciuman, tapi dia mau have sex.
Nah kalau si trisa ini beda, sekali dia bilang enggak, tetep enggak. Seperti perasaannya pada Desta. Mungkin kebaikan hati Desta membuatnya terpukau dan merasa tidak enak, tapi sekali bilang enggak, ya enggak. Dia memang benar-benar seorang bintang meskipun hanya di dalam buku. Tapi itu tidak membuat otakku berhenti, pikiranku malah berkelana, ikut mengarus dengan cerita hidupnya, berilustrasi dalam setiap lembarnya. Dengan konflik-konflik yang di ceritakan secara cerdas, memberi banyak informasi kepada pembaca awam seperti aku.
Aku suka banget cara Kak Eva menceritakan bagaimana seluk beluk kehidupan melalui sosok Trisa, yang menghadapi konflik kehidupan. Antara anak dan orang tua, sahabat, patah hati, passion, karier, gelar sarjana dan banyak peristiwa yang mendilema yang membuat aku menebak-nebak cerita, tapi tetap di kemas secara teratur.
Buku ini banyak di sisipkan lirik-lirik lagu yang membuat pembaca lebih terhanyut dalam cerita. Seperti lirik lagunya Rod Steward For The First Time.
For The First Time. I am looking in your eyes.
For The First Time. I’m seeing who you are.
Cant belive how much I see.
Beberapa lirik lagu itu Membuat (kalau tidak salah) tiga Typo itu tidak berarti! J
Semua tokoh di buku ini cukup logis, karakternya aku suka, terutama Rhein, Ajeng Dan Desta, meskipun mereka hanya pelengkap tapi buat pembaca tokoh tersebut adalah penguat. Oh iya, soal gak suka, aku satu presepsi sama Trisa. Aku benci banget sama Raisha, kemudian Bian. Setidak2nya tokoh antagonisnya gak seperti mista :p
Bintang ke tiga  untuk setiap bab cerita yang mengejutkan, membuat emosi ku juga naik turun, Meskipun di akhir cerita pas Rhein mau masuk ruang operasi, udah ketebak ceritanya. Karena pesan terakhir Rhein itu membuat pembaca bisa menebak cerita.
Endingnya cukup menarik, bertemu di swalayan lagi. Sempat menahan-nahan diri untuk tidak membalik halaman belakang karena penasaran sama ending. Tadinya aku menebak-nebak kalau pembaca akan di hanyutkan dalam sebuah adegan Film kemudian setelah membuat pembaca kehilangan seluruh harapannya pada si tokoh utama, terdengar bunyi “CUT” yang di teriakkan dari sutradara. Hehehehe. Tapi ternyata tidak, menghilangnya Adam malah justru menjadi konflik batin untuk trisa.
Overall, aku suka sama buku ini, recommended banget buat yang mau tau soal dunia artis, mulai dari casting, membuat video clip band, sampai proses pembuatan Film berserta behind scene nya, Bagaimana perjuangan seorang artis dari level naik angkot sampe punya pavilium. Keren bukan?
Bintang ke empat (wuiiihh, bonus nih) untuk alurnya yang keren, aku rasa penulisnya menang benar-benar observasi untuk menulis buku ini. Jadi, pertanyaan-pertanyaan dari pembaca yang bersifat apa, siapa, dimana, kenapa, dan bagaimana sudah di jelaskan secara deskripsi yang keren, jujur, membaca deskripsinya saja aku tertarik, tidak membuatku bosan atau membaca memindai.
J