Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Friday, December 7, 2012

cukup


Ini sudah tahun kedua semenjak kamu ninggalin semuanya. Harusnya aku sudah bisa melupakanmu, tapi ternyata. Tidak setitikpun aku beranjak darimu.

Yang ku bilang adalah aku baik-baik saja, sebelum kamu mengakhiri dengan ciuman di pipi. Dengan suara-suara yang mengiklarkan bahwa kamu benar-benar mencintaiku.

Hukum aku, jika aku masih memikirkanmu di kala sedihku, di kala isak tangis untukmu.

Tapi sesungguhnya. Mencintaimu adalah fase dimana aku tidak melupakanmu. setelah aku berpikir sedemikian rupa, bertengkar dengan egoku sendiri, menghampiri perasaan ku yang jauh dari waras, ku temukan.

Bahwa melupakanmu adalah cara terbaik untuk mencintaimu.

Aku bisa, mungkin tidak untuk menunggumu lagi.

karena lelah sudah menyuruhku pergi meninggalkan kisah ini.

sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, sudah tidak ada lagi yang harus ku tunggu, sudah tidak adalagi harapa-harapan kosong untuk bertemu denganmu, aku akan mengakhiri perasaan ini dengan kata “Cukup”

Cukup kau buat aku mengerti untuk tidak saling menyakiti, cukup kau buat aku mengerti, aku yang mungkin kecewa sulit untuk percaya.

No comments:

Post a Comment