Ini sudah tahun kedua semenjak kamu ninggalin semuanya. Harusnya aku
sudah bisa melupakanmu, tapi ternyata. Tidak setitikpun aku beranjak darimu.
Yang ku bilang adalah aku baik-baik saja, sebelum kamu mengakhiri dengan
ciuman di pipi. Dengan suara-suara yang mengiklarkan bahwa kamu benar-benar
mencintaiku.
Hukum aku, jika aku masih memikirkanmu di kala sedihku, di kala isak
tangis untukmu.
Tapi sesungguhnya. Mencintaimu adalah fase dimana aku tidak melupakanmu.
setelah aku berpikir sedemikian rupa, bertengkar dengan egoku sendiri,
menghampiri perasaan ku yang jauh dari waras, ku temukan.
Bahwa melupakanmu adalah cara terbaik untuk mencintaimu.
Aku bisa, mungkin tidak untuk menunggumu lagi.
karena lelah sudah menyuruhku pergi meninggalkan kisah ini.
sudah tidak ada lagi yang perlu kita bicarakan, sudah tidak ada lagi yang
harus ku tunggu, sudah tidak adalagi harapa-harapan kosong untuk bertemu
denganmu, aku akan mengakhiri perasaan ini dengan kata “Cukup”
Cukup kau buat aku mengerti untuk tidak saling menyakiti, cukup kau buat
aku mengerti, aku yang mungkin kecewa sulit untuk percaya.
No comments:
Post a Comment