Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Thursday, December 20, 2012

story in november



November 1994.
Tangisan pertamaku, saat aku baru saja keluar dari rahim Ibuku. Dengan air mata bahagia Ibu dan Bapak menciumku. Dan menamaiku ovie nurbaity paring.

November 1995.
Aku punya sepatu baru, saat aku berjalan pelan-pelan dan beberapa kali terjatuh.

November 1996.
“Ndi na pate babun.” Kata ibu saat itu, aku selalu berbicara seperti itu. Bicaraku berlum jelas. Tapi Ibu selalu mengerti apa yang aku inginkan. “Mandinya pake sabun”

November 1997.
Tepat satu bulan setelah ulang tahunku yang ke tiga, Ibu memberikan kado spesial untukku, yaitu seorang adik laki-laki yang di beri nama ayyub abdurachman paring.

November 1998.
“Ibuu.. aku jatuhhh.” Seruku sambil terisak-isak menangis saat aku baru saja belajar menaiki sepeda baru hadiah ulang tahunku.

November 1999.
Usiaku belum cukup, tapi aku ingin sekali bersekolah. Seperti kakak laki-lakiku. Dan ibuku tidak rela membiarkan aku menangis. Jadi aku di biarkan mengikuti sekolah-sekolahan. Dengan seragam laki-laki milik kakakku, aku tidak bisa membayangkan betapa polosnya aku saat itu.

November 2000.
Kali ini, aku resmi jadi siswi kelas satu SD. Tentunya dengan rok sekolah. Bukan celana millik kakak laki-lakiku yang longgar itu. Senang sekali rasanya.

November 2001.
Aku sudah lancar membaca, menulis, mengaji, aku bisa mengingat alamat rumahku dengan baik, nomer telepon rumah. Dan aku punya banyak teman.

November 2002.
(January) Aku punya adik lagi. adik perempuan yang cantik. Bernama Dina Amelia soleha paring. Beberapa hari sebelum lahir Ibu dan bapak mempersilakan aku menamai adikku “Dina”

November 2003.
Ini namanya persahabatan. Sahabatku bilang kalau kita pulang sekolah harus bareng-bareng. Yang ninggal bakal gak di temenin.

November 2004.
Nilaiku merah. Rata-rata Cuma 6,5. itu yang membuat bapak geleng-geleng kepala. “Kok bisaa?” tentu saja bisa dong pak. Aku lebih tertarik bermain peletokan, layangan, orang-orangan ketimbang belajar.

November 2005.
Tulisanku jadi kayak cakar ayam. Kok jadi jelek banget sih? Ini pasti gara-gara pakai pulpen. Aku tau wali kelas tidak akan mengizinkanku memakai pensil kecuali pada pelajaran matematika. Alhasil bukuku penuh dengan tipe x dan tanganku penuh tinta.

November 2006.
Al-qur’an baru!!!!! Senang rasanya. Kata Ibu, al-Qur’an itu supaya aku makin rajin mengajinyaa. J

November 2007.
Aku gak yakin sama baju putih biru yang ku pakai. Rasanya sedikit kebesaran. Oh iya, Ibu tidak akan membiarkan anaknya ini terbalut dalam baju kecil dan ketat seperti anak ABG lainnya. Dan rambutku harus di tutupi sebuah jilbab.

November 2008.
Aku mulali mengenal laki-laki, Bu, Pak. Aku suka sama Mas yang itu lho, yang baca Al-qur’annya keren banget. Aku suka. Aku suka mendengarkan lagu-lagu dari band-band. Aku suka baca novel, ya, aku suka! Aku jadi semangat belajar karena si dia! Dan.. ibuuu! Aku dapat rangking!

November 2009.
Ini pertama kalinya aku punya pacarrr. Rasanya senang sekali. ya! Aku punya pacar! Dan tidak lama kemudian kita putus hehehe. Bu! Aku masuk kelas unggulan lho. Aku seneng bangett! Dan ibu.. bapak.. kenapa kalian bercerai?

November 2010.
Di tahun ini aku seperti kehilangan arah untuk melangkah. Bapak dan Ibu sudah tidak lagi ada di sampingku. Aku rindu kalian. Satu satunya yang membuat aku tersenyum dan penuh semangat Cuma pacar baruku.

November 2011.
Happy failed anniversary sayang. Kalo aja waktu itu kita sama-sama punya waktu untuk berpikir mungkin kita bisa mengambil keputusan dengan baik. Dan kamu adalah inspirasi ku untuk menulis. Setidaknya dengan menulis aku bisa mengingatmu dengan baik.

November 2012.
Huaa! Buku antologi ke dua ku terbit. Sesuai dengan bulan kelahiranku, bulan paling romantis “November Rain” aku juga sudah kembali ke Ibuku disini. Dan universitas ini membuatku semangat belajar! Semangattt! Dan tetap, menulis itu karena kamu.

2 comments:

  1. hemm, sepertinya kamu ingat sekali hal-hal yang terjadi ketika itu, aku saja sudah tidak bisa mengingat januariku 4 tahun yg lalu, hehee..

    ReplyDelete
  2. aku gak ingat, tapi banyak orang2 terdekat yg cerita. Terutama, ibu dan bapak. :)

    ReplyDelete