Sedari kau warnai aku dengan senyummu.
Aku tak pernah menyangka kalau jadinya akan seperti ini.
Kau seperti pangeran tampan yang mengendarai kuda.
Merebut hati tak bertuan.
Sedari kau menatapku,
Membuatku terpaku dan meluluh.
Seperti tembok beton hatiku yang kukuh ini, runtuh,
Karenamu.
Kala waktu itu, kau ucapkan janji setia.
Pasti, kita sudah bersama.
Melewati hari dengan perasaan saling cinta.
Dengan tujuan yang sama.
Kala senja melipir,
Perasaanku tak bisa mungkir.
Aku getir, melihatmu tanpa cengir.
Sudi kah kau mampir?
No comments:
Post a Comment