Namaku senja, sebuah rona yang menceritakan kisah kita. Sesuai dengan namaku,
aku sangat menyukai langit jingga. Menghirup aromanya dalam-dalam dan
melepaskannya ke pelukan malam.
Ku lihat sebuah bayangan wajahmu yang sukses menyelundup dari sel-sel
otakku. Aku harus mengkerutkan kening, dan menahan gejolak perasaan yang lama
tak mengalami perubahan. Lihat kita sudah tidak bersama lagi. tapi, bayanganmu
masih ada disisi. Kini, aku menemukanmu. Dalam garis-garis jelas yang membentuk
wajahmu, tanpa bingkai, tanpa kanvas, atau kuas yang seperti biasa ku gunakan
untuk melukiskanmu.
“Senjaa!” panggilnya, setelah aku menemukannya di depan pintu rumahku
dengan pakaian yang superkeren dan setangkai mawar di tangan.
Aku hampir tidak percaya, lelaki ini muncul di hadapanku. Sudah hampir
enam tahun, orang ini selalu menempel di kepalaku. Ku dengar kabar terakhirnya
ia sedang dalam perjalanan menuju Amerika, untuk melanjutkan kuliahnya di
universitas of Cincinnati.
“Hai, how are you?” senyumnya
seperti candu, desahan napasnya begitu lembut seperti beledu. Aku mencintai
sosok itu, tanpa ada rasa jengah, sekalipun gundah menamparku. Dengan ingar
bingar hati yang ingin mengakhiri, kau buat perasaanku meledak-ledak, seperti
kembang api.
“Aku baik-baik saja. Kamu gimana? Aku kangen deh sama kita,”
Kita? Itu berarti aku dan kamu? Dengan segala kenangan yang menyelimuti
setiap hembusan napasku.
Ku pandangi wajahnya dengan ketidakmengertian. Tapi, tidak ku temukan
jawabannya di senyumnya yang rancu.
“Aku baik, bahkan dengan baik, aku mengingatmu.” Setelah nada terakhir
itu, aku ingin sekali membanting pintu agar tidak lagi melihat wajahnya.
“Senja, sudah jelas, aku mencintaimu, apa perlu di jelaskan lagi?”
FAJAR DANISWARA, dengar, aku mencintaimu! Teriakku dalam hati.
Ia langsung memelukku, rasanya lututku melemas. Aku
seperti kehabisan napas. Dengan sabar Fajar mendekapku, membelai rambutku, ia
memberi suang kosong di dadanya untukku isi. Selanjutnya, aku seperti terbang
ke awang-awang, semakin tinggi, semakin tinggi, satu dekade, satu dasawarsa,
satu aneon, lalu sadar membuatku kembali lagi ke bumi. Aku bermimpi.
hmm, si fajar.. ada seseorang yang menunggumu nih..hehe :D
ReplyDeleteitu istilahnya tauuu. senja dan fajar :p
ReplyDelete