November.
Sekali
lagi harus ku ingat kata itu. Bulan yang selalu ku nanti-nanti sepanjang tahun,
karena bertepatan dengan hari ulang tahunku. Tepat pada tanggal 27 november
nanti usiaku genap 18 tahun. Aku selalu menanti bulan itu, dimana aku harus
mencari teka-teki tentang hadiah apa yang akan ku dapat dari Papa. Mungkinkan
sebuah ciuman kasih sayang dari Ibu? Atau apapun yang bisa membuatku tersenyum.
Tapi,
kalau ku ulang sejak dua tahun yang lalu, bulan November menjadi bulan yang
paling menyeramkan. Ini yang menjadi unek-unek di dalam kepala kedua orang
tuaku mengapa aku tidak seceria dulu saat menerima beberapa kado dari mereka.
Mengapa aku tidak lagi tersenyum malu saat mereka mengucapkan “Happy b,day”
padaku.
Ya,
semua itu hilang begitu saja. Seperti di terpa angin masalalu. Yang mana bulan
November menjadi sebuah kenangan yang terlalu memilukan. Masih ku ingat
bagaimana senyumanmu menyihirku, membuat aku bertekuk lutut di hadapanmu untuk
mencintaimu. Masih ku ingat di tanggal itu ulang tahun kita hanya berselang
beberapa hari, dan di antara ulang tahun kita, ada hari yang mana kamu pernah
mengiklarkan perasaanmu terhadapku. Mencintaiku sepenuh hati dan berjanji untuk
selalu ada disisi.
Janji
itu begitu saja ku amini, ku telan tanpa mengolahnya terlebih dahulu. Janji itu
seperti ramuan mujarap yang sukses menyinari hatiku yang lama padam. Seharusnya
di bulan ini aku mengucapkan kata “Happy anniv buat kita yang ke2”
Sekali
lagi luka menarikku pada fakta yang belum bisa ku terima secara fana. Kamu
terlalu indah untuk di lenyapkan begitu saja. Bagaimana dengan ice cream coklat
yang kita nikmati bersama? Bagaimana tentang sippo? Aku bahkan tidak tau
keadaan, terakhir kali aku bertemu dengannya, dia bilang, dia rindu pada kita.
Pernahkah
kau tau, seberapa lama aku bisa melupakanmu? Jawabannya hanya hatimu yang tau,
aku tidak akan berlaku egois pada diriku yang terlalu mencintaimu. Aku juga
bukan wanita super, sekalipun wonder woman pasti tidak bisa hidup seorang diri.
Kamu
pergi begitu saja meninggalkan cinta kita, jangan menjadikan apapun untuk
alasan pembenaran, aku terlalu kecewa dengan pecundang sepertimu, tidak ada
yang harus di bahas lagi, tidak ada yang harus kamu jelaskan. Otakku tidak bisa
menerima jawaban darimu secara logika. Yang aku tau kau maya. Dan tidak nyata.
Kembalilah ke duniamu dan lupakan aku. sekali lagi, happy anniversary buat
kita.
No comments:
Post a Comment