Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Tuesday, October 23, 2012

Catatan untuk tuan.




Ini sudah minggu ke tiga dari bulan oktober, bulan yang selalu di nantikan para petani untuk turun hujan. Bulan yang selalu menjadi patokan mereka untuk mulai menggarap sawahnya.
Bagaimana kalau cerita hatiku pun demikian?
Sedari dulu yang mana aku belum mengenali apapun yang berbau perasaan, saat itu aku bebas, tanpa harus terbelenggu dengan rasa cemburu saat kau lama tak menghubungiku. Tanpa harus menunggu kau menemaniku saat aku takut oleh petir yang menyambar, saat aku menggigil di tengah lebatnya hujan.
Ya, seperti itu yang ku rasakan. Menunggu sesuatu yang tak kunjung datang. Rasanya ingin ku ulang kejadian saat kita pertama kali bertemu, kalau saja kita tak pernah mengenal, kalau saja hari itu aku tidak mengumbar senyumku. Kalau saja matamu tidak merayu untuk terus ku pandangi lekat-lekat, kalau saja saat itu kau tidak terlalu ramah untuk memberiku tumpangan payung. Semua mengalir begitu saja, seperti air hujan yang turun dari langit tanpa dosa,
Bagaimana jika saat itu kau memakai Jas hujan? Mungkin kah jas hujan itu akan kau lepas untukku? Atau dengan egomu kau pakai sendiri sementara aku kebasahan? Tuan, kau adalah orang yang sangat berbaik hati. Kau membuka kancing jas hujan itu untuk kita berdua. Dimana saat itu, lenganmu melingkar di punggungku.
Tuan, aku ingin sekali menjelajahi setiap bagian dari tubuhmu agar aku tau bagaimana cara tubuhmu melindungiku, bergelayut di tenganmu karena aku ingin tahu bagaimana cara tanganmu memanjakanku, berlari ke pelopak matamu agar aku tau seperti apa mimpimu bersamaku.
Tuan, yang selalu ku inginkan adalah saat aku bernapas, kau selalu ada di sampingku. Tapi kini aku tinggal sendiri tanpa perasaan yang tak keruan. Kau pergi membawa sebungkus rindu dariku. Hingga aku turus berfikir tentangmu.

No comments:

Post a Comment