Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Tuesday, April 26, 2011

tami dan elang

bel pulang berbunyi, seluruh siswa berlomba-lomba menghamburke luar, waktunya terbebas dari penjara. Seperti biasa aku pulang dengan arza, naik motor ninjanya, bulan lalu si emang pake motor butut , motor butut disini adalah motor bagus yang di modive onderdilnya, terutama suara kenalpot motornya itu yang membuat telingaku terasa bising. Tapi arza malah bilang “tam ini gue baru ketiban duren montong, makanya babe gue beliin gue ninja!” hemm maksudnya si mau pamer motor ke aku gitu, huh arza!, eh saat di parkiran dia cengar-cengir lagi.
“kenapa lo za? Ketiban duren montong lagi?” tanyaku dengan tampang penasaran.
Arza menggeleng, lalu berkata “gue dapet nomernya hani dong , wekkk”sambil melet-melet ke arahku.
“huuu… gue kira lo kenapa?, baru aja nomernya hani, belom juga nomer gue!” aku mencibir dengan pedenya , lalu bermelet-melet ria tak kalah dong dengan meletannya arza tadi hehe..
***
“masuk yuk za?” pintaku pada arza setibanya kami di rumahku.
“wah bukannya gamau mi, tapi gue harus nganter nyokap belanja pesenan kain” kata arza menolak secara halus.
Huh iya deh , lagi pula aku kan Cuma sepik doang biar kesannya aku gak dibilang sombong gitu sama temen sendiri hehe.. apa lagiarza yang hampir tiap hari mengantar-jemputku ya.. bisa di bilang tukang ojek pribadiku lah. Oh iya disamping arza orangnya emang baik dianurut lho apa kata nyokap bokapnya, buktinya tadi dia bilang mau nganterin nyokapnya belanja kain , maklum myokapnya kan bisnis kain gitu. Ini salah satu yang membuat aku takjub dengan arza, tapi jangan bilang-bilang ya sama arzanya. Arza melambaikan tangan tanda perpisahan denganku, halah perpisahan, udah kayak mau kemana aja padahal besok juga ketemu lagi di sekolah.   
Aku melangkahkan kakiku kedalam rumah, di sambut oleh mas bintang dan teman –temannya yang tengah asik bersendagurau, tau gak ternyata disana ada mas delan!, oh god lucky today bisa ketemu sama mas delan, rezeki yang tak ku duga sebelumnya.
“eh udah pulang tam?” sepik mas bintang yang baru nyadar dengan kedatanganku saat aku menaiki tangga menuju kamarku.
“iya mas” sahut ku singkat sambil sesekali aku nyolong-nyolong pandangan ke mas delan yang ku fonis ganteng itu, lalu aku segera ngeluyur ke kamar.
***
Jantungku terasa tak karuan saat melihat mas delan tadi. Beginilah enaknya punya kakak cowok. Disamping bisa ku suruh suruh jadi supir pribadiku(kadang) kalau mengantar ku kemanapun, aku juga bisa memanfaatkan posisinya sebagai anak kuliahan, kan mas bintang sering banget ngajak temen-temennya main ke rumah bilangnya sama mamah si mau ngerjain tugaslah, kerja kelompok lah, tapi ku perhatikan mereka lebih cenderung suka bersenda gurau sambil memainkan seperangkat alat nge-band-mya mas bintang, apalagi minggu kemarin papah baru saja memberikan gitar stratocaster untuk anak sulungnya itu, otomatis temen-temennya jadi lebih sering main ke rumah dan aku memanfaatkan keadaan ini untuk melihat mas delan. Ini pertama kalinya aku suka dengan cowok  so.. baru kali ini aku ngerasain dag-dig-dug ria hehe J
Aku mendapati mbak surti yang lagi mengaduk 4 gelas  orange juice di pantry dan disinilah otak akal ku melesat hebat.
“mbak ini minuman buat temen-temennya mas bintang kan? Tanyaku seraya mendekati mbak surti.
“iya mbak” kata mbak surti.
“biar aku aja ya mbak yang nganter minuman ini” kataku dan sukses membuat mbak surti menyerengitkan alisnya.
“masti ada maunya nih” seloroh mbak surti membuatku tergelak-gelak pergi menjauhinya pastinya aku sukses dong membawa lari nampan yang berisi 4 gelas orange juice untuk teman-temany mas bintang khususnya buat… mas delan!
“mas ini minumannya” kataku kepada mas bintang yang masih sibuk dengan gitar  stratocaster-nya
“iya taro situ aja” ujar mas bintang yang tidak begitu peduli denganku. Sebodo anat deh dengan sikapnya mas bintang yang penting aku bisa mencuri-curi pandang sama mas delan. Aku menyodorkan4 gelas itu di sebuah meja dan tak ku sangka sebelumya mas delan bilang ”makasi ya tami” dengan senyum sumringah yang mengembang di wajahnya. Ini yang membuatku tak berdaya di depan mas delan, aliran darahku begitu terasa cepat mengalir, wajahku memerah padam dan aku salah tingkah dampai nampan yang tadi ku bawa kini ku peluk-peluk, sepertinya aku bodoh apalagi sekarang aku menampakan ketololanku ini di depan mas delan, bodoh!
***
Aku gak bilang ya kalo setiap anak baru itu nyolot dan sok tau tapi kelakuan elang disini membuatku berargumen seperti itu, lihat saja sekarang. Aku hanya menjalani tugasku yang diamanatkan bu sarah untuk meminta uang khas kepada seluruh siswa di kelasku tidak terkecuali elang. Tapi dia balah bilang gini “emang uang kas itu penting ya?” dengan tampang nyolotnya. Membuat ku terbelak. BRAK! Ingin ku tampar wajanya saat itu juga. Kalo gamau bayar duit kas dari mana lo bisa minum air galon si kelas?(kebetulan dikelasku tersedia air galon yang kami beli  dari uang kas), terus dari mana lo bisa dapet foto copi-an catetannya elisa (elisa kan sekretaris di kelas jadi semua catatannya elisa kami foto copi karna satu hal argumen kami yaitu : males nyatet dan moto yang dikelasku anut “satu untuk semua” brengsek gak tuh). Lalu aku menghela nafas di hadapan bocah tengil itu.
“lo pikir aja sendiri!”ujar ku kesal lalu pergi meninggalkan elang.
Tapi argumenku yang ku bilang “setiap anak baru itu nyolot dan sok tau” itu sama sekali gak berlaku sama hany, liat tuh hany sukses menyeret tumpukan cowok di mejaku seperti justin beiber aja yang di kerubuni para beibers-nya. Emang si hany menarik dan dia juga menarik segerobak cowok yang mengotori mejaku, bukan hanya mengotori saja tapi juga membuetku gak bisa duduk se bangku ku yang pewe itu. Dengan sangat terpaksa aku harus mengungsikan bokong ku ini di tempat duduknya febri,  untung aja ferbri sama elisa lagi sibuk tralala-trilili, huh mereka emang gak pernah berubah.
Saat-saat seperti ini yang paling enak itu SMS-an sama mas delan, ciipirili! God idea. Telah ku putuskan untuk SMS mas delan.
To : mas delan
Hai mas, how’s your day?
Hemm… emang si kelihatan agak so akrab gitu, tapi gapapa deh, waktu itu bahkan mas delan lebih sok akrab dengan menanyakanku “sudah makan belom?” via SMS. Jadi gak ada salahnya dong aku mengakrabkan diriku dengan calon pacarku kelak*pedebanget*
Drrtt..drrtt..drrtt.. tak lama kemudian handphone-ku bergetar ada belasan dari mas delan, dan aku segera membacanya.
From : mas delan
Hemm.. fine kok. Kamu sendiri? Kok bukannya belajar malah sms-an? Sekarang kan masih KBM
Mas delan menyerbuku dengan pertanyaan-pertanyaan yang membuat ku mesem-mesem sendiri.
To: mas delan
Me yoo J, kan sekarang jam istirahat mas, lihat masih jam 10 pagi
Drrtt..drrtt..drrtt..
From: mas delan
Hehe lupa, sorry kan maklum udah lama lepas seragam. Sekarang terpaku sama jadwal kuliah, eh btw kamu udah makan belom?
Aku kembali mesem-mesem ketika membaca kalimat terakhir dari SMS mas selan barusan “kamu udah makan belom?” so.. perhatian gak tuh , sampe nanyain se-detail itu.
“eh ada orang gila tau disini”
“siapa?”
“tamiiiiii!!”
Lalu mereka semua tertawa, pastinya menertawakanku karena aku senyam-senyum sendiri padahal gak ada yang lucu. Ku cari adal suara yang pertama meneriaki ku, astaga itu elang, brengsek! Dasar burung busuk! Saat itu aku merasa kesal dan ingin sekali menendang bokongnya dari sekolah ini. Siapa dia sih? Anak yang umurnya baru seumur jangung di sekolah ini udah belagu, aku aja gak sebegitu amat kok. Aku merasakan semburan rasa malu yang membuat muka ku panas tapi gak berasap kok.
***
Sudah di sekolah elang 2 kali membuatku kesal, arza juga gatau kemana. Terus aku pulang sama siapa dong? Terpaksa aku harus menunggu disini tepatnya di koridor dekolahku samapi mas bintang menjemput, ternyata aku disini seorang diri, sebab aku merasa tidak ada orang disini kecuali aku. Hari mulai sore , angin berhenbus dan sukses menampar wajahku yang imut-imut ini *marmut kali*. Karna aku merasa takut, aku sedgera menelon mas bintang untuk segera menjemputku dari tempat yang ku bilang menyeramkan ini. Tapi.. naas nya aku mas bintang gak bisa di hubungi, nomernya sibuk kata operator barusan.
“heh tumi ngapain lo disini? Bukannya buruan pulang” ujar seseorang yang ternyata setelah ku cari-cari asal suaranya itu adalah :elang.
“bukan urusan lo”kataku berusaha menghiraukan manusia di sampingku ini, iya dia disampingku sekarang karena langsung mengambil posisi duduk di sampingku, ihh deket-deket aja, aku masih bungkam dan hanya menggeserkan bokong ku sedikit agar tidak terlalu dekat dengannya.
“dasar tumi kenapa nyolot banget si? Padahat gue kan nanya baik-baik” dia mengulang panggilan itu lagi “tumi” kenapa gak cumi aja sekalian! Jelas jelas nama ku terpampang dengan huruf kapital di kelas RIANI TAMI bukan TUMI ku rasa dia gak bisa baca.
Aku masih diam gak sama sekali menggubris omongan si tengil ini takut-takut malah nantinya kebawa emosi.
“mending ikut gue” katanya yang tau-tau berseloroh seperti itu entah berkata beneran atau hanya berguman saja yang jelas aku masih sebodoamat dengan orang itu.
“dari pada disini? Sendirian, gelap, dingin, udah mau ujan lagi” ia melanjutkan gumanannya itu yang tak jelas. Aku tetap mencoba menghubungi mas bintang, aku harap kali ini mas bintang bisa di hubungi dan segera membawaku kabur dari si tengil ini.
“halo mas bintang” akhirnya mas bintang bisa di hubungi, ini membuat ku cukup lega, eh sedikit ding karena disampingku masih ada elang yang nyebelin.
“apa mas bintang gak bisa jemput aku?” aku tersontak kesal mendengar jawaban mas bintang barusan yang gak bisa jemput aku karena alesan sepelenya. mas bintang bialang mau kerumah temennya.
“gue bilang apa, udah buruan lo ikut gue”
“enggak, gue mau nunggu mas bintang”
“kan tadi dia gak bisa jemput elo”
“gue nunggu arza!” aku masih tetap pada pendirian ku tidak mau ikut dengan elang.
“arza udah ngabur sama hani nonton!”
“nunggu taksi” kataku terus mencari-cari alasan supaya elang tidak bisa menyanggah omonganku lagi.
“mana ada ? lo gatau apa sekolah kita tuh masuk ke dalam komplek ngaco aja udah buruan lo ikut gue , nanti lo malah mati ketakutan lagi disini” kata elang dengan sok tau banget seolah tau aku sedang ketakutan saat itu tapi emang bener si aku takut saat itu kayaknya elang pernah belajar almu karakterologi deh.
Aku bukannya mau tapi kepaksa banget dan aku tetap menjaga image-ku di depannya agar tidak banyak berkomentar, awas komentar macam-macam!.
***
Aku gak bicara dengan mas bintang sepulang dari sekolah. Iya jelas aku marahlah mas bintang membiarkanku terperangkap di mobil bersama elang si bocah busuk itu. Mas bintang baru nyadar kalau aku mendiaminya saat ia memintaku mengambilkan es campur di kulkas untuknya , tapi aku malah ngabur ke kamar.
3 manusia yang membuatku kesal hari ini.
·         Pertama si elang busuk! Ia emang bener-bener nyolot ketika aku pintai uang kas lalu ia juga membuatku malu di hadapan teman temanku.
·         Kedua arza yang tiba-tiba ngabur sama hany entah kemana tanpa bilang dulu sama aku, dan elang bilang mereka pergi nonton
·         Ketiga mas bintang yang lebih mementingkan temen-temennya dibandingkan menjemputku.
Aku melampiaskan diriku ditempat tidur rasanya kesal bercampur dengan marah. Drrt..drrt..drrt handphone-ku bergetar membuyarkan kekesalanku.
From : mas delan
Hai tami, lagi apa? Kok yang tadi siang sms ku gak di bales?
First love never dies. Kalimat usang itu emang benar banget! Mas delan tuh bener-bener bisa membuatku lupa segalanya dengan sekejap. Love is magic. Aku segera membalasnya.
to : mas delan
lagi sebel sama mas bintang, iya maaf mas tadi udah bel masuk jadi gak sempet bales
huft harus ngibul deh , bilang udah bel padahal gara-gara elang, sial!
From: mas delan
Kenapa sebel sama mas bintang? Gak di kasi coklat ya? . oh iya gapapa ko J
Huh emangnya aku ini anak kecil apa? Aku bukan alba tau. Alba itu adik ku yang paling kecil usianya 3 tahun dan kalo di kasih coklat senengnya minta ampun kayak dikasih uang segepok.
To : mas delan
Mas bintang tadi gak jemput aku di sekolah L
Drrtt..drrtt..drrtt..
From : mas delan
Oh gara-gara itu toh. Iya tadi mas bintang ibis nolongin temennya yang jatoh dari motor, mad bintang nganterin deh kerumahnya , dama aku juga kok.
Mulutku membuka-mengatup setelah membaca 

No comments:

Post a Comment