Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Saturday, July 9, 2016

Gelas Kaca Dan Luka




Kepada gelas-gelas kaca dan harapan-harapan yang menuai luka.

Kutuangkan keinginan sederhana yang menyangkut persoalan kita dan sejuta angan yang belum tersampaikan.
Kau kembali lagi, setelah lama tak menjejaki tubuh ini dengan pelukan. Semudah kamu pergi tanpa peduli dengan sebuah hati yang berkali-kali memungkiri. Dengan rotasi dunia yang terus berputar seperti sebuah sircuit. Terkecuali perasaanku yang masih di awang pilu.
Kau kembali?

Kembali lagi kepada masalalu, membuka kenangan yang hampir tidak bisa kulupakan setiap detiknya. Namun kau tetap bisu.

Kepada gelas-gelas kaca yang selalu merajalela.

Aku duduk tersungkur dalam penantian panjang yang tak berujung, dan disitulah mulai lelah menghampiri. Aku menantimu dalam relung sepi yang begitu menyayat hati.
Entah sudah berapa lama kita saling mengenal? Sudah berapa waktu yang kita habiskan untuk saling memuji kepiawaian masing-masing.
Aku lelah dengan semua harapan-harapan indah yang pernah kususun dalam angan.  Hal ini bukan sebuah pilihan, bukan lagi semudah kamu yang pergi lalu kembali begitu kau lakukan terus menerus hingga aku tak punya pilihan lain.
Aku tak pernah mencoba hal lain.
Dan saat kau kemballi, aku di urung limbung.
Bahwa ia yang mencintaimu akan selalu menuaikan seluruh rasanya untukmu tanpa kamu minta.
Dan kau tau?
Aku mencintaimu..

No comments:

Post a Comment