Dear Tuan Capriorn,
Aku janji untuk menuliskan surat balasan untukmu. sepertinya dengan surat-menyurat kita seperti ini obrolan kita semakin sakral dibandingkan aku mengirimimu pesan singkat yang ujung-ujungnya obrolan kita tidak jelas atau kau sedang tidak ingin dekat dengan handphonemu itu.
tidak apa-apa Tuan, kegalauanmu membuahkan hasil yaitu; tulisan.
lupakan soal orang kedua atau ke tiga sekalipun, sebab aku sudah melupakannya. Ia hanya sebuah masalalu. Kau benar Tuan, orang kedua dan ketiga adalah orang tua dan sahabat. seharusnya aku memfokuskan diriku pada mereka. sejauh ini, aku bahagia dengan kesendirianku.
Tuan, memangnya aku bawel ya? huft. Akugak bawel-bawel amat kok, maksudku dalam frekuensi tertentu. dalam perbincangan panjang kita di telepon, kau selalu memberiku masukan. entah apapun bentuknya. kau selalu berfilosofi, atau menyederhanakan filosofi-filosofi hidup yang terlalu sulit kuterjemahkan dengan sensorikku.
ada banyak hal di dunia ini yang membuat manusia berubah, entah apapun itu faktornya. tapi kukira perubahan sikap adalah sesuatu yang diwakilkan oleh rasa dan sering kali kita mengumpati rasa itu demi hubungan baik yang telah terjalin. Tuan, bagaimana kalau seseorang jatuh cinta diam-diam? seperti buku yang pernah di tulis seorang perepuan supergalau, ya, kau bisa menebaknya sendiri lah. apakah cinta itu bisa diucapkan seperti keinginan hati kita, Tuan? bagaimana kalau semua keadaan berubah dalam waktu yang relatif singkat?
Tuan, aku sudah membaca web barumu. aku suka tampilannya. hehe. emm, terimakasih telah menjadi teman pena yang menye-bal-kan. juga menyenangkan.
cheers, Nona Sagitarius.
No comments:
Post a Comment