Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Saturday, January 26, 2013

Cupi alase nambrelalion



Dear Capricon,
Surat cinta ini sengaja ku tulis untuk seorang teman yang jauh disana.

Hai Capricon, apa kabarmu? Semoga selalu baik-baik saja disana. Hari ini aku berkerja dengan cukup baik, anak-anak muridku itu sangat menginspirasi, mungkin mereka adalah objek yang membuatku tersenyum di setiap pagi, dan aku benci hari minggu, di mana saat orang-orang pergi dengan schedule mereka masing-masing, aku malah sibuk dengan dosenku yang superbawel. Ya, bagaimana lagi. Aku harus mendapat gelar sarjana secepatnya. Padahal otakku yang koslet ini, sering kali berkayal fantasi saat pelajaran kalkulus.
Rasanya aku ingin membuyarkan semua rumus-rumus itu dengan; Cupi alase nambrelalion, itu sejenis sihir yang baru saja ku pelajari. Untuk mengubah rumus-rumus menyebalkan di layar komputerku dengan gambar-gambar Disney, oh alangkah indahnya hidup ini, jika bisa imigrasi ke dunia Disney. Aku akan mendaftar jadi pacar ke tiganya donal bebek, atau mickey mouse juga tidak apa-apa. Aku rindu Hogwarts.
Atau mau tau jenis sihir yang lain? Segeralah minta padaku.

Capricon melankolis, aku mengenalmu dengan baik, aku bahagia sekali saat kamu mau menjadi patnerku untuk menulis. Sebuah cerpen yang kita tulis di sela-sela skirpsimu. Yang pada akhirnya kita menamakan “Coretan cinta.” Hal bodoh seperti apa yang dua anak SMA melakukannya setiap hari? Selain mencoret-coret meja dengan tipe x. kalo boleh jujur, aku pernah membuat contekan di atas meja saat ujian tengah smester. Hehehe. Kamu selalu mendapatkan banyak ocehanku mengenai cerpen kita, dan akhirnya kamu menerima cerpen itu dengan cerita yang hampir 90 persen, ku rubah. Walaupun cerpen itu tidak masuk kategori, aku tetap senang, kita bisa bekerja sama, menyatukan dua ego kita (maksudku egoku) yang selangit itu.
Aku suka saat kamu mengoceh di telepon, bercerita tentang kehidupanmu, pacarmu, atau siapa saja lah. Aku juga suka saat kamu ikut andil sewaktu aku kesulitan menghubungi dia. Setidaknya kamu membantuku walau pada saat itu, aku tidak berhasil menghubungi dia sampai detik ini.
Dan yang lebih aku suka caramu menulis dengan unsur kebebasan di setiap paragrafnya, secara tidak langsung tulisanmu selalu memberi aku pelajaran bahwa hidup ini tidak selalu terpaku pada satu tema.
Aku sudah memutar otakku, jungkir balik, untuk terpaku pada proses kehidupan, pekerjaan, sekolah, dan tetekbengek sertifikat lomba yang tiada artinya, tapi di saat aku menulis, seluruh imajinasi itu keluar, mulai dari perasaan, rindu, pangeran, sampai aku terjun ke galaksi Andromeda di luar sana. Sangat jauh bukan? Tentu saja. Butuh berapa juta tahun untuk menuju Andromeda? Tapi dengan menulis, sambil sesekali memejamkan mata, kemudian melepaskan seluruhnya di alam bawah sadar tentang imajinasi, mimpi, sihir, dan miliaran hal yang tidak bisa terungkap dengan fakta, aku bisa menulisnya selama jemariku masih mampu menari-nari di atas keyboard.

Capricon, kamu yang menenangkan aku sewaktu draft tulisanku hilang karena laptopku rusak, ya, setidaknya melalui kata-kata itu aku harus mengambil hikmahnya. Kamu tau? Setelah tulisan itu hilang begitu saja, aku berhasil menuliskan satu naskah yang sekarang sudah masuk ke meja redaksi. sekali lagi, itu karena sihir. ku bilang apa, Cupi alase nambrelalion itu sihir yang ampuh bukan? :))

Atau pembicaraan kita soal entahlah apa namanya, di chat YM kita selalu membahas berbagai hal yang kita mau bicarakan. Ngoceh ngalor-ngidul tidak jelas, bahkan soal si dia, si anu, dan dia anu.
Tuan Capricon yang baik hati, ada yang aku tidak suka dari kamu. Beberapa hari lalu aku membaca blogmu. Oh iya, aku lupa. Kita sama-sama suka menulis blog. Ku baca postingan terakhirmu yang kamu tuliskan pada tanggal 14 january, tepatnya satu hari setelah ulang tahunmu.
Aku selalu suka kamu bercerita dengan menulis, itu adalah hal yang baik. Tapi tolong jangan ceritakan tentang tiga teman istimewamu. Kalo tidak salah sibulat kecil maintate, phenoxymethyl yang berbadan bulat besar, dan yang satu lagi aku lupa siapa namanya. atau mungkin sengaja ku lupakan? Yang jelas aku tidak ingin berhadapan dengan mereka.
Entah kenapa saat kamu menceritakan itu, aku ingin sekali menonjokmu. Biar kamu sadar kalau hidup mati seseorang ada di tangan tuhan, bukan karena ketiga teman kecil bodohmu itu.

Capricon, Kamu tau, aku cemburu dengan mereka? Kenapa mereka bisa menenangkanmu? Padahal mereka tidak bernapas, tidak bernyawa, dan tidak bisa memelukmu dengan baik. Coba buka mata kamu, masih banyak orang di sekeliling kamu yang selalu bisa memberimu nyawa, lebih dari itu. Ketergantungan kamu pada mereka boleh saja, aku tidak melarang. Tapi ku mohon, entah, bagaimana caranya jangan membuatmu berpikir seolah mereka akan killing you slowly.

Capricon melankolis, Tuhan itu ada disini, di hati kamu, jadi jangan takut kalau organ dengan empat lubang yang memacu aliran darah ke seluruh tubuh itu akan berhenti secara perlahan. Aku juga akan merasakan itu suatu saat nanti. Tapi hidup hanya sekali, tersenyumlah untuk dirimu. Aku ingin kamu mencintai, dirimu.


cheers,


Nona Sagitarius.

No comments:

Post a Comment