Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Monday, August 29, 2011

photograflove3

ada juga canon Eos 60D yang ku lihat dimajalah beberapa waktu yang lalu. 
new camera ini berada ditengah aula pertama. makin cantik dengan bag bawah yang berwarna hijau muda. camera satu ini sudah lulus tes lab. dalam hal kualitas gambar, angka yang diberikan berdasarkan hasil test terhadap model awal 60D sangat memuaskan. 
beberapa camera saku juga dipajang dalam estalase kaca seperti samsung ST70, sony cyber-shot DsC. olympus FE-4040, panasonic lumix DMX-FS10, aksesori berupa sandisk cruzer slice 32 GB, B-Grib yang merupakan : belt camera. tronic : perangkat studio flas external. dan banyak lagi hal yang menarik! (ini sebenernya cerita atau mau jualan si?) 
para pengunjung yang berdatangan sudah pasti para penggila fotografi, ada yang datang secara individu, tapi lebih banyak mereka dengan club fotonya. sama lah seperti club foto kami. tapi kalau di pameran seperti ini lebih seru datang dengan club. disamping lebih ramai,
bisa juga untuk sharing ketika melihat camera. seperti terlihat pada benny dan dino mereka sedang beradegan bisik bisik. entah camera yang dibicarakan atau bisa jadi mereka lagi ngegosipin happy salma yang baru kawin. hehe tanpa terasa hari mulai gelap. ini karena aku terlalu asik memandangi camera yang ngewow itu. benny tentu tidak pulang dengan tangan kosong. lelaki penggila photo landscape itu berhasil membawa pulang camera SLR canon EoS 7D KIT15-8515. Dengan harga 18,5. waaawww. sementara Dino membeli lensa canon macronya. lin dan aku hanya mengambil gambar beberapa camera yang menarik menggunakan camera yang kami bawa masing masing. tentunya dengan canon camera saku milikku. bentuknya sudah lampau.
aku lekas turun dari mobil benny tepat di depan resto kakek. aku masih punya tanggung jawab pada pekerjaanku. ya walau beberapa jam saja. ini bukan soal bayaran karena aku ingin memiliki sony alpha yang selama ini aku idam idamkan 
tapi lebih kepadatanggung jawab. 

aku menyeret kakiku ke kamar fia. hari ini justru sepuluh kali lipat melelahkan dari pada kemarin. ditambah lagi masalahku yang makin kusut dengan Jimmy. 
"gimana day? tadi jadi ke gallery?" tanya si cewek yang ku tumpangi kamarnya. fia terlihat sedang duduk bersila memangku laptop. dan kesepuluh jemari lentiknya menari nari di atas key board. sepertinya ia sedang sibuk sekali dengan tugasnya. 
aku mengangguk. karena terlalu lelah. 
"kamu bawa apa? kamera?" tanya fia tanpa melirik ku sedikitpun. ia tetap berkutat dengan layar laptopnya. 
"only it" aku menyodorkan canon ku pada fia. ia langsung meraihnya dengan semangat. 
"aku hanya memotret beberapa yang menurutku menarik" jelasku. lalu aku menghempaskan tubuhku di tempat tidur fia. 
ia mulai mengutak atik cameraku. bisa ku lihat wajah fia yang sesekali tersenyum takjub melihat gambar yang ku ambil. 
"its verry interest!" serunya. 
"thanks" aku tersenyum. "boleh gak aku upload ke laptop ku?" tanya fia.
"tentu"
aku meraih handphoneku yang sejak pagi tertinggal di kamar fia.
"sorry. aku ga bisa ikut ke galeri"
"no problem sist.." tukasku enteng.
"oh iya. tadi supir papahmu dateng, dan membawakan tas kamu" fia membuka topik baru. aku mengangguk tetap pada posisiku. dan aku tidak membahasnya lagi. aku hanya berkutat sejenak memandangi screen handphoneku. puluhan sms dari jimmy memenuhi inbox ku. lalu segera ku nonaktifkan handphoneku. gak peduli apapun yang jimmy perbuat! sudah cukup muak dengan kelakuannya tadi sore! damn!
...

lima menit lagi bel berbunyi. tapi aku masih duduk bersantai dikantin. sambil menyeruput teh hangat yang belum lama ku pesan pada mas yo. dengan sengaja aku melakukan ini. tujuannya untuk apa lagi kalo bukan untuk menghindari Jimmy. musuhku disekolah cuma pacarku! menurut hasil diagnosa (cieilah bahasanya) Jimmy akan datang ke kelas, dan duduk dibangku ku.
setelah ia menemukanku, pasti ia akan mengintrogasiku dengan rentetan pertanyaan yang memuakkan! oleh karena itu lebih baik aku menghindar. aku tidak mengginkan ada pertengkaran diantara kami, mungkin sekarang aku atau jimmy sedang dilanda sensitif negatif. dan aku berusaha menetralisirnya dengan cara tidak menemuinya dalam waktu dekat ini. dari pada kami bertengkar dihadapan masa. dan jadi tontonan gratisan. apalagi pada benny dan dino. aku malu dengan mereka. i hope they forget it. i am tottaly embrassed. lima menit setelah bel masuk aku baru mengangkat bokongku dari kantin. masuk ruang kelas yang udah ada gurunya lalu mengikuti jam pelajaran dengan mood yang seadanya.
begitu juga ketika istirahat. aku memilih perpustakaan sebagai pelarian. untuk anak band seperti jimmy sangat anti pepustakaan. yang ada bisa tidur dalam sekejap. and i belive jimmy gak akan mencariku disini.
aku meletakan tasku atas meja sebelah.
sementara itu aku menyandarkan pundakku dibadan kursi kayu. 
drrt.. drrtt.. drrt.. 
"dimana lo, day?" lin menodongku sebelum aku menyapa halo, atau hai di telepon. 
"lin, jangan keras keras nyebut nama gue!" sewot ku. 
"oh oke" sahut lin. rupanya Lin cepat mengerti. 
"posisi dimana?" tanya Lin mengulang. kali ini nadanya cukup tegas dan tidak akan dicurigai oleh Jimmy.
"oke gue merapat!" tegasnya ala detektif abal abal setelah mendengar penjelasanku. 
aku mengeluarkan laptop. dan dalam situasi seperti ini aku hanya bisa memainkan laptopku. sambil memasukan beberapa foto yang ku ambil kemarin ke dalam folder khusus untuk collection photo yang ada di dalam my document. Lin termasuk cewek yang gesit dan cerdik. ia cepat menemukanku. dengan Rifky. Lin menyeret bangku disebelahku dan merapatkannya hingga jarak yang cukup enak buat ngobrol. sementara Rifky duduk berhadapan denganku. dengan satu kaki yang ditopang diatas pahanya.
"ada berita apa?" aku to the point.
"nah kebetulan ada kompi disini . bagus!" Rifky manggut manggut tersenyum. "coba deh lo buka link yang ini" Rifky menyodorkan secarik kertas yang bertuliskan alamat wibeside. aku langsung serach. dan muncullah halamannya. "PHOTO OF THE MONTH CONTEST!" aku tersenyum sumringah menarik beberapa syaraf dipipiku secara spontan usai membaca judul di dasboard page pertamanya. aku memandang lin dan Rifky secara bergantian. Lin ikut tersenyum.
"interest!" seruku bersemangat.
"tertarik?" tanya Rifky
"yap!"
pembicaraan kami terhenti ketika bel berteriak.
"Lin, elo sama Rifki duluan aja!" aku menyarankan. waspada kalau jimmy mengetahui keberadaanku. Lin mengangguk, sementara Rifky malah menatapku penuh tanya.
alamak! aku menepuk kening. ternyata masih ada yang belom konek.
"nanti Lin yang ngejelasin, oke?"
lin cepat mengangguk. mengiyakan.
"oke!" sahut Rifky. setelah mereka angkat kaki. aku segera membereskan 
barang barangku dan segera kabur kekelas. 
"kenapa kamu telat?" aku disodori pertanyaan ala polisi oleh pak wiro. kadang namanya jadi plesetan anak anak jadi wiro sableng! 
"sakit perut pak!" seruku. tanpa berkelit lagi pak sableng, eh salah maksudku pak wiro itu menyuruhku duduk. yipiiyy. thanks god! 
... 

from : Lin Aliyu 
kta ude nympe ni. lo dmna? 

begitu sms Lin masuk dengan kilat aku membalasnya. 

to : Lin Aliyu 
ok. gw bntr lg nympe. 

dan akhirnya aku tiba disebuah cafe daerah kemang. cafe ini sudah menjadi langganan tempat hangeout kami. dan kebetulan Benny sering banget dapet panggilan job buat nge-DJ disini. 
"aman?" tanya Dino menyambut kedatanganku. maksudnya aman dari jimmy. aku mengangguk. 
"oke, bagus!" seru Benny. matanya menyiratkan perintah kepadaku untuk segera duduk. dan tanpa lalala lilili lagi aku menurutinya. 
"udah pada tau kan beritanya?" tanya Benny memastikan. beberapa diantara kami mengangguk. 
"elo. day?" ini pertanyaan yang diajukan khusus untukku. karena hanya aku yang gak ikut nongkrong dikantin pada jam istirahat kedua. pastinya karena jimmy. emang tu orang satu nyusahin!
"udah" sahutku singkat
"kalo gitu tanpa terkecuali gue harus ikut ajang ini!" lanjut Benny.
"ada yang belom pegang websit nya?" tanyaku. memandang mereka secara bergiliran.
"gue" Dino menyahut.
"gue kirim via imail ya!" usulku.
"siip!"
"masalah link clear ya? sekarang dimana kita bisa hanting bareng?" tanya Rifky. semua serempak diam. Benny, Lin, dan Dino sok mikir. aku mengutak atik camera sakuku mencari potret landscape yang menurutku menarik. tapi sialnya aku gak ketemu juga.
"singapur" Lin nyeplos gak diayak! lagi-lagi si cewek satu ini mulai menunjukan kegilaan travelingnya. lin memang hobby visit ke beberapa negara.
"kejauhan" tolak benny. jelas ide gila itu di tolak. aku mengadah dengan sorot mata curiga.
lin segera menyeruput coffemilk nya. setidaknya untuk 
menghilangkan sejumlah rasa malunya.
"oh iya gimana kalo di sekitar bromo? disana banyak place yang menarik buat dijadiin objek" usul dino. pasang pasang manik mata kami kini memfokus ke arah Dino.
"betul, kemarin gue baru baca liputan seputar kawasan itu, dan gue rasa cukup aman kalo kita hanting disana" tambah Rifky memantapkan kami. Benny mengangguk angguk. lalu ia tersenyum lebar.
"ada vila temen bokap gue disitu. coba nanti gue tanyain dulu" ujar Benny. keputusan ada pada Benny, yaitu: bagaimana cara Benny memakai jurus untuk merayu sang bapaknya. dan kami berharap cowok yang punya hobby nge-DJ itu sukses mengambil hati bokapnya.
biasanya kami bisa kongkow kongkow disini sampe jam 2 pagi, tapi apa boleh buat. Rifky dengan terpaksa izin cabut duluan. dengan alasan handphonenya udah menjerit jerit ditelponin sama Selly. bahkan aku gak yakin kalo Rifky bakal ikut pas hunting nanti. usai Rifky out, kami juga mulai sadar kalau ini 
penghujung tahun. aku juga nyadar, aku ini udah kelas 12 yang sebentar lagi bakal chek out. makanya kami memutuskan balik kerumah setelah urusan selesai. apalagi setelah ini aku masih harus bekerja di resto kakek. sungguh melelahkan.
...

aku masih bisa bernapas lega hari ini. rasanya udara pagi ini hanya milikku seorang. karena ku dengar dari Dino kalau Jimmy gak masuk. Dino itu satu kelas dengan Jimmy. sepertinya tuhan sayang padaku. ia mengabulkan permintaan ku untuk tidak bertemu dengan Jimmy dalam waktu dekat ini. iya, dalam waktu dekat ini. aku tidak memperdulikan kenapa alasannya untuk tidak masuk hari ini. yang penting aku tidak perlu ngumpet ngumpet di perpustakaan kayak maling jemuran.
"gak nengokin jimmi?" tanya Benny, sepertinya nada bicaranya malah terdengar lebih mengkhawatirkan aku ketimbang objek yang tengah diperbincangkan. keningku berkerut. sempat bertanya pada hati kecilku. 'apa Jimmy memang benar benar sakit?'

No comments:

Post a Comment