Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.
Monday, March 27, 2017
Kepada kacamata, dan mata yang berkaca-kaca..
Kepada kacamata, dan mata yang berkaca-kaca
Tidak semua hal yang pergi bisa dilepas dengan mudah meski peluk telah berakhir.
Aku menatapmu nanar, ini akhir dari semua? Apakah kau tidak berharap sesuatu dariku? Seperti aku yang selalu berharap sesuatu darimu.
Entah siapa yang memulai, entah tatapanmu yang menarik perhatianku lebih dulu, atau aku yang terlalu mudah jatuh cinta padamu. Meski, tidak semudah dengan yg lain.
Kau mengajariku banyak hal. Hingga aku sedewasa ini. Tapi, mungkin kau lupa. Mengajariku untuk melupakanmu. Sebagaimana seiring berjalannya langkah kaki kita, kau tak pernah melepas genggaman tanganku.
Ya, aku yang salah.
Aku yg terlalu mudah..
Aku yg selalu melihat tempat 'pulang' pada bahumu. Aku yg selalu mengadu bagaimana aku hari ini.
Dan sekarang. Ketika kau tidak ada lagi.. Ketika aku tidak bisa melihat bahumu.. Dan aku sadar saat itu juga, aku tak bisa pulang..
Kepada kacamata, dan mata yang berkaca-kaca.
Ada setetes embun yg memenuhi pigura berkaca dalam satu dua detik terasa mengalir. Ia kusebut air mata..
Note: terinspirasi dari lagunya gisel - cara lupakan dirimu.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment