Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.

Friday, July 13, 2018

Dear Future Husband..






Dear Future Husband..
Aku tidak tahu harus memulai tulisan ini dari mana. Yang jelas perputaran bumi pada porosnya membuat petualangan hidup belum usai. Meski terkadang kita meminta berhenti danberkali-kali menyerah.
Terkadang hidup seperti sebuah sircuit yang membuat kita berspekulasi apakah aku akan ditemukan atau menemukan. Dan nyatanya aku menemuimu dari pojok kafe disalah satu deretan pertokoan. Aku duduk menghadap jendela berembun bekas hujan lalu sibuk mengatur frekuensi detak jantungku melihat senyum gulamu.
Kamu ingat pertemuan pertama kita yang seadanya, membuat aku berhasil menjadi diriku sendiri. Waktu itu, Bau basah masih menyengat. Tetesan air masih membentuk tirai dari atas gedung. Tatapan kita hanya terjeda sebuah meja. Aku sibuk mendengarkan cerita sederhanamu, senyum merekah di sudut bibirmu berhasil menarik segenap perhatianku. Aku tidak tau ternyata pertemuan pertama kita berujung pada kamu membiarkan aku bersandar di bahumu.
Waktu yang terus bergulir ini sedikit banyak aku mulai mengenalmu, aku merasa nyaman saat bertemu denganmu. Aku merasa pulang.. aku merasa telah menemukan sebuah pelabuhan. Pagi itu diantara hamparan sawah sejauh mata menandang, di belakang rumah ibu, kamu menggenggam tangaku erat, matamu mengisyaratkan sesuatu padaku. Aku hamper saja tidak bisa bernapas ditatapmu begitu dalam, tatapanmu merubah atmosfer sekelilingku seperti melambat. Aku mencoba bernapas dengan benar, hingga kamu mengatakan sesuatu padamu.
“Apa aku boleh menikaimu sebelum kamu lulus?”
Kamu tau saat itu, kalau saja kamu tidak mengeratkan lagi genggaman tanganmuu aku bisa saja lupa bernapas.
“Kamu ingin meminta mahar apa dariku?”
Sungguh aku benar tidak bisa bernapas.
My future husband..
Jika mudahnya Allah mempertemukan kita, jika mudahnya Allah meluluhkan hati ini, jika memang benar Allah yang telah menuliskan namamu untukku, jika memang aku adalah tulang rusukmu yang hilang.. aku ingin memberikan segenap perasaanku padamu, seluruh hatiku untukmu setelah kamu berhasil berakad dengan bapak.
Aku ingin mengatakan “Ana uhibbka fillah” (Aku mencintaimu karna Allah)  setelah semua orang menyerukan “Sah”
Sayang..
Maaf untuk segala kekuranganku. Mungkin banyak diluar sana wanita cantik yang bisa kamu temui. Mungkin lebih banyak lagi perempuan pintar dan jauh jauh lebih soleha dariku.. tapi yang harus kamu tau.. aku banyak belajar.. aku ingin lebih banyak belajar untuk menerima segala apapun kekuranganmu. Bagaimanapun keadaanmu.
Ini sungguh pertama kalinya aku menulis surat begitu dalam, aku kehabisan kata-kata.
Maaf aku tidak sesempurna seperti yang awalnya kamu pikirkan, masih banyak kekuranganku.  Aku ingin sedikit bercerita dari sudut pandangku, setelah mengenalmu, aku mulai terbiasa hidup dengan rapih. Aku membereskan pakaianku dengan benar. Aku mengatur jam kerja dengan sedemikian rupa agar aku tidak terlalu berleha-leha dengan layar laptopku, aku jauh lebih tau kemana aku harus melangkah dan setiap aku melangkah, aku teringat kamu. Aku menjadi tau dimana aku haru pulang..
Kini kamu yang menjadi satu-satunya pusara perhatianku. Kamu menjadi satu-satunya orang yang selalu ingin kutemui setiap saat. Bahwa setiap sudut wajahmu adalah rindu. Dan kamu berhasil merumuskan ribuan rindu yang kuumpati diam-diam.
Aku tidak mudah jatuh cinta, itu sebabnya aku juga tidak mudah melepaskan.. tapi denganmu semua terasa begitu mudah, begitu banyak terkonfirmasi yang menjadi partikel sederhana dan kuiyakan.
Mas Riyan..
Aku belajar.. menerima, aku belajar ikhlas jika rasa ini memang dari Allah..
Aku ingin menjelajah banyak hal denganmu, aku ingin menlanjutkan petualangan hidupku denganmu, aku ingin menysukuri banyak hal indah yang Allah ciptakan bersamamu..
Aku ingin menjadi sekolah pertama yang mengajarkan tentang akhlak kepada anak-anak kita.. aku ingin mencium tangamu setiap kali kamu pulang.. aku ingin jatuh cinta padamu setiap hari..
Vieority.

No comments:

Post a Comment