Sebelum menjadi kita, aku dan kamu adalah dua buah tanda tanya yang berusaha mencari jawaban dengan ke-mengertian, sampai pada akhirnya kita lelah, menyerah dan berhenti di sebuah titik, untuk saling berpegangan agar bisa meneruskan perjalanan.
Tuesday, May 6, 2014
orang kedua dan ketiga.
dear Tuan Capricon.
sebentar, aku aktifkan radar dulu. biiibb..
Hai Tuan, apakabar? bagaimana kesehatanmu? kuharap kau baik-baik saja.
Tuan, saat menuliskan surat ini aku baru saja pulang bekerja, aku ingat sesuatu, aku ingin sekali menulis surat untukmu lagi, setelah membaca potongan surat yang kau kirimkan saat event 30 hari menulis surat cinta.
Tuan Capricon yang baik hati. aku teringat pembicaraan kita beberapa dekade lalu soal orang ke dua dan orang ketiga. maksudku dalam pencarian. sebagaimana semua orang sibuk mengadakan pencarian dalam hidupnya, sementara aku masih (saja) sibuk memperbaiki hati. ini sudah kulakukan berulang-ulang kali. dan rasanya tidak cukup mudah.
bagiku sebuah pencarian adalah jalan dimana seseorang selalu diberi pilihan iya atau tidak, benar atau salah, dan tidak ada yang menjamin pilihan itu benar, kecuali hati.
waktu itu kau bilang padaku, kalau orang ke dua, atau orang ketiga dalam pencarian, belum tentu sebaik orang pertama, jadi seharusnya aku mensyukuri orang pertama yang hadir dalam hidupku, begitukan?
tapi bagaimana, jika orang pertamalah yang justru mengecewakan..
orang pertama yang justru terlalu menyakitkan..
masihkah kau tetap memilih orang pertama?
kalau aku, justru berdampak ke orang kedua dan orang ke tiga. tapi tidak berdampak pada orang-orangan sawah.
Tuan Capricorn yang sedikit menyebalkan, aku ingin memberitahumu, kalau sekarang ini, aku sudah bisa menjahit celanaku yang robek. itupun terpaksa. dan beberapa kali aku tertusuk, hasilnya juga tidak sebagus jahitan Ibuku. tapi kau tau? keadaan terpaksa itulah yang membuat aku bisa melakukan sesuatu yang tidak pernah kulakukan sebelumnya. kata orang, itu namanya the power of kepepet. aku sih ikut-ikutan bilang begitu.
apakah hati pula harus dipaksa untuk seperti itu, Tuan?
aku harus benar-benar pergi? berpindah ke tempat yang baru?
ah, sudahlah tidak usah dipikirkan, Tuan. aku cukup bahagia dengan hidupku yang seperti ini. mungkin aku kurang bersyukur.
Tuan Capricorn yang selalu sok dewasa, aku suka caramu memberiku pilihan, nasihat, semangat untuk sebuah perjalanan hidup, serta solusi-solusi untuk setiap masalahku. aku suka ketika kita berbicara tentang tulisan dan genre yang kita pilih untuk menulis, aku suka tiap kau cerita bahwa kau dan menulis tidak bisa dipisahkan. aku suka ketika suara sabarmu menasihatiku, itu memberikan sedikit ketenangan.
Tuan, terimakasih telah menjadi teman terbaik, terimakasih untuk waktu, ide-ide, opini, kritik, dan apapun yang pernah kau beri.
kali ini, aku tidak akan menonjokmu lagi. hehehe. oh iya kapan-kapan berburu buku lagi yaa.
atau pinjami aku koleksi bukumu itu.
satu saja.
aku janji tidak akan kukembalikan :p
salam,
Nona sagitarius.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
Hei Nona Sagitarius, suratmu sudah kubalas..
ReplyDeleteSilakan dibaca ya..
http://diannugraha.com/pilihan-hidup/